cobain |
|
news |
|
hariinitanggal berapa ya? |
|
menurut jammerz |
|
|
Blokade Mental |
Sunday, October 08, 2006 |
Menjadi manusia efektif ternyata tidak saja menuntut optimalisasi keunggulan semata melainkan ada kebutuhan lain yang sebesar optimalisasi, yaitu menyingkirkan blokade. Blokade adalah barrier (halangan) yang menghambat potensi kita untuk dapat berfungsi seperti yang kita maksudkan sehingga akhirnya menjadi tidak efektif atau banyak menelan pemborosan energi, waktu dan konsentrasi. Ibarat sebuah talang, jika air tidak mengalir selancar yang seharusnya terjadi berarti terdapat kemungkinan tanda tanya, “there is something technically/strategically wrong”. Bisa jadi talang itu bocor dan membuat kucuran air membanjiri tempat lain yang tidak diinginkan atau aliran air terhalang oleh tumpukan benda-benda kecil. Peristiwa di mana orang menjalani hidup tidak efektif – sebagaimana talang – tidak selamanya disebabkan oleh faktor ketidamampuan (over-burden) tetapi oleh adanya kebocoran atau kemampetan. Kalau mengutip rumusan Paretto (20:80), blokade itulah yang membuat kita menjalani hidup sebaliknya (80:20). Kita mengeluarkan energi 80 % dan hanya menghasilkan 20 % dari sasaran. Padahal mestinya 20 % kita keluarkan dan mendapatkan 80 % sasaran atau setidaknya 30:70, 40:60 atau 50:50. Pertanyaannya, bentuk blokade apakah yang menghambat tersebut? Kemampuan dan Kebiasaan Setelah mengeluarkan pendapat tentang “The Seven Habit – The Most Effective People” , Covey menemukan hubungan korelatif antara kebiasaan efektif dan tingkat aktualisasi kemampuan dasar manusia (dalam: Seven Habit Revisited: seven unique human endowment, Stephen Covey: 1996-1998). Di dalam diri manusia terdapat tujuh kemampuan dasar yang berasosiasi dengan model kebiasaan menurut kontinum tertentu. Tujuh kemampuan dasar (endowment) itu antara lain: 1) Kesadaran-diri (self awareness), 2) imajinasi (imagination and conscience), 3) Kemauan (will power), 4) mentalitas berlimpah (abundance mentality), 5) Keberanian (courage with consideration), 6 ) Kreativitas (creativity), 7) Pembaruan (self renewal). Ketujuh kemampuan dasar itu digolongkan menjadi dua, yaitu primer (1,2, 3) dan sekunder (4, 5, 6, 7).
Adapun tujuh kebiasaan manusia efektif (seperti yang sudah dijelaskan dalam buku Covey yang telah beredar di sini) adalah: 1) Proaktif (Proactive), 2) Berawal dari tujuan akhir (Begin with the end), 3) Mengutamakan yang utama (First thing first), 4) Berpikir menang-menang (Think win-win), 5) Memahami lebih dulu (seek first to understand), 6) sinergisitas (synergize), 7) Mengasah gergaji (sharpen the saw).
Mari kita mulai membahas bagaimana ketujuh kemampuan dasar (seven endowments) itu menciptakan tujuh kebiasaan tertentu (Seven habits) berdasarkan peringkatnya. Peringkat yang dimaksud adalah tingkat pencapaian kualitas pengembangan diri / aktualisasi kemampuan potensial: 1. Kesadaran Diri - Proaktif Kesadaran-diri adalah kemampuan kunci untuk memahami orang lain dan dunia ini - ‘what is happening and how something takes the process to happen’. Bahkan kesadaran-diri merupakan pintu untuk mengenal di mana sebenarnya keunggulan/kelemahan diri kita. Dengan kesadaran-diri yang tinggi maka kaki kita mantap menginjak realitas bumi dan tidak ragu-ragu dalam bertindak.
Kemampuan tentang kesadaran-diri apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan efektif berupa proaktif: memiliki kemampuan untuk memilih respon yang cocok atau menentukan keputusan. Dikatakan kebiasaan efektif karena semua persoalan tidak ada yang membingungkan apabila ditangani oleh orang yang berkapasitas mampu mengambil keputusan. Kualitas menjadi pengambil keputusan seperti inilah yang tidak dimiliki oleh orang dengan kesadaran-diri setengah-setengah.
Pada level aktualisasi kemampuan yang rendah, kebiasaan hidup yang dihasilkan tidak efektif ( talang bocor) yaitu kebiasaan reaktif – tidak memiliki kemampuan memilih alias dibentuk oleh bagaimana orang lain dan keadaan membentuknya. Di level ini semua persoalan besar/kecil akan membuat dirinya ‘bingung’ - terombang ambing, bahkan bisa jadi tidak tahu mana yang besar dan mana yang kecil. 2. Imajinasi – Tujuan akhir Kemampuan imajinasi apabila diaktualkan secara optimal dengan petunjuk kesadaran dan prinsip akan menghasilkan kebiasaan hidup yang bermuara pada tujuan akhir/kepentingan misi. Orang yang telah melatih imajinasinya pada level tinggi senantiasa akan membuat lilin harapan dan visi menyala sehingga tidak mudah digoda oleh berbagai bentuk distraksi dari luar dan dari dalam atau tidak mudah kalut oleh kegelapan realitas temporer. Kondisi internal yang terus tercerahkan (enlightenment) oleh lilin harapan dan visi inilah yang membuat dirinya realistic (berada di atas realitas) atau victor (pemenang) dan effective.
Sebaliknya, pada level aktualisasi kemampuan yang rendah di mana orang membiarkan imajinasinya liar kemana-mana tanpa kesadaran atau prinsip yang jelas akan menghasilkan cetakan kebiasaan hidup yang tidak berbentuk, atau menjadi korban (victim), sudah kemana-mana tetapi tidak menemukan apa-apa (sense of futility about goal). Imajinasi yang liar bisa terjadi kapan pun dan di manapun yang lazimnya kita kenal dengan aktivitas ‘ngelamun’. Secara permukaan sulit dibedakan antara orang ngelamun dan orang yang melatih imajinasi dengan bervisualisasi kreatif tetapi dalam hitungan yang ke sekian kali perbedaan itu akan sebesar kemutahiran kreasi. Bukankah semua temuan tekhnologi berawal dari imajinasi ? 3. Kemauan - Mengutamakan yang Utama Kemampuan manusia berupa kemauan apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup teratur - mengutamakan yang utama, dan penuh displin dalam membuat tata letak antara prioritas utama, kepentingan, dan urgensitas. Keteraturan dan displin tidak dapat diraih tanpa kemauan keras untuk merebut tanggung jawab. Orang yang tahu tata letak akan membuat kebiasaan hidup efektif.
Pada level aktualisasi yang rendah, kemampuan ini akan menghasilkan kebiasaan hidup berupa mentalitas jalan-pintas, atau the simple answer, menolak tanggung jawab hidup sehingga tidak terjadi keteraturan. Membesar-besarkan hal yang kecil dan mengabaikan hal yang menjadi benih-benih peristiwa besar (kebocoran atau kemampetan talang). Orang yang malas tidak berarti hidupnya efektif meskipun ia menolak bertanggung jawab karena pada dasarnya hidup ini tidak memberi pilihan antara bertanggung jawab atau tidak, melainkan harus bertanggung jawab. 4. Mentalitas Berlimpah - Berpikir Menang-menang Kemampuan mentalitas atau kapasitas mental yang diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan berpikir menang-menang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Mentalitas berlimpah akan menghasilkan karakter kepribadian berprinsip. Prinsiplah yang menjadi sumber keberlimpahan, kemakmuran dan keamanan. Kalau dikaitkan dengan kecerdasan EQ, tingkat kecerdasan yang tinggi akan mampu memproduksi kebahagian di dalam sehingga berkuranglah tingkat dependensinya terhadap sumber kebahagian dari luar . Semakin kuat orang memegang ‘principle-centered’ (berpusat pada prinsip hidup), semakin mudah orang tersebut mengalirkan rasa cinta/penghargaan kepada orang lain - to share recognition. Oleh karena itu dikatakan, mentalitas berlimpah akan menghasilkan profit dan power.
Sebaliknya pada level aktualisasi yang rendah akan menghasilkan kebiasaan hidup talang bocor berupa mentalitas kerdil (scarcity) di mana orang merasa kurang dengan dirinya. Rasa bahagia, rasa aman, dan rasa makmur tidak mampu diciptakan oleh dirinya melainkan merasa harus bergantung kepada orang lain sehingga tidak mudah memberi maaf atas kesalahan apapun yang dilakukan oleh mereka. Suami/istri yang bermentalitas kerdil akan mudah bentrok walaupun pemicunya berupa sendok makan yang jatuh padahal (mestinya) cukup diselesaikan dengan memaafkan sedikit. Karena tidak mampu memaafkan akhirnya membuat kebocoran tidak hanya menetes melainkan mengalir deras, dan akhirnya banjirlah rumah tangga. 5. Keberanian - Memahami Lebih Dahulu Kemampuan keberanian apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan efektif berupa memahami lebih dulu baru akan dipahami. Memahami lebih dulu membutuhkan keberanian dengan pertimbangan. Dikatakan efektif karena memahami lebih dulu akan (biasanya) membuat kita dipahami lebih dulu. Memahami lebih dulu adalah membuka talang yang macet atau kalau dipinjamkan dari istilah lain, memahami lebih dulu adalah kebiasaan empati, bukan simpati.
Sebaliknya keberanian yang tidak diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup tidak efektif berupa keinginan untuk dipahami lebih dulu baru akan memahami. Jika dikembalikan ke kehidupan kita, akar dari sebab persoalan besar adalah dasar berkomunikasi yang ingin dipahami lebih dulu. Semua orang memang secara alami ingin dipahami lebih dulu. 6. Kreativitas - Sinergisitas Kemampuan kreativitas apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup efektif berupa terciptanya keunggulan sinergis dari perbedaan atau persamaan. Keunggulan sinergis adalah manifestasi kesadaran misi dan tidak dapat diraih dengan pendewaan posisi. Salah satu karakteristik keunggulan sinergis adalah terciptanya saluran komunikasi di antara respectful minds yang berinteraksi untuk menemukan kompromi dan kerjasama. Kenyataan seringkali mengajarkan bahwa pada akhirnya, kerjsa sama yang diolah dengan kreativitas akan menang melebihi ‘confrontation’.
Sebaliknya kemampuan kreativitas yang tidak diaktualkan secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup tidak efektif berupa kebuntuan alternatif dan kemacetan aliran transformasi. Satu-satunya jalan yang ditempuh adalah membuat ‘defensive communication’ dibarengi dengan pendewaan posisi antara saya dan anda, kami dan mereka. Posisi yang didewakan akan membuat aliran kepentingan misi bisa macet dan akhirnya terbuang ke tempat yang tidak diinginkan. 7. Pembaharuan - Mengasah Gergaji Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan-diri yang diaktualkan secara optimal. Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus mengasah gergaji (baca: pengembangan diri) dapat mengurangi kemungkinan yang menyebabkan kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan keadaan. Seperti dikatan, siksaan paling berat yang kita rasakan adalah ketidaktahuan (kebodohan). Pembaharuan adalah inovasi, improvisasi, pembelajaran, atau merenovasi talang.
Sebaliknya, kemampuan pembaruan yang tidak diaktualkan secara optimal akan membuat kita terperosok dalam sistem hidup yang tertutup, gaya hidup yang gelap, dan buntu. Tak pelak lagi sistem dan gaya hidup demikian hanya akan mewariksakn ketertinggalan dari kemajuan zaman, mentalitas kerdil dan kebodohan akan perkembangan informasi. Uraian singkat di atas mudah-mudahan dapat mendorong kita untuk mengecek kondisi talang di atas "rumah diri kita" secara langsung agar dapat membuat kesimpulan yang paling mendekati obyektif; apakah talang yang tidak dapat mengalirkan air sebagaimana mestinya itu disebabkan oleh kerusakan fatal atau hanya kemampetan. Bila yang terjadi hanya mampet, pengalaman menunjukkan sangat amat jarang kemampetan talang diakibatkan oleh benda besar dalam peristiwa sesaat, misalnya pohon yang roboh atau lainnya. Sebab kalau benda besar yang menghalangi langsung kita singkirkan. Lebih sering talang yang mampet disebabkan oleh serpihan kayu, lumpur, lumut yang awalnya kita anggap tidak membahayakan. Dan begitu hujan turun, maka …. Bem! Semoga bermanfaat. (jp)
http://www.e-psikologi.com/pengembangan/080703.htm
|
teman sedang online
posted by Ary Hamzah @ 8:57 AM |
|
|
|
Forum |
Gabung yuk di Forumku
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Links |
Who links to me?
|
Template by |
| jamzfm40 |
01 Ooh LA
the Kooks
02 9 Crimes
Damien Rice & Lisa Hannigan
03 Judy
The Pipettes
04 Take A Chance
The Magic Numbers
05 Learn To Live With what You Are
Ben Folds
06 Down & Dirty
Arrested Development
07 Wind It Up
Gwen Stefani
08 Unexpected
Tom Novy
09 Never Even Told Me Her Name
Air Traffic
10 Nothing's Going To Change Your Mind
Badly Drawn boy
11 Not Good At Saying Sorry
The Early November
12 Portrait
Duke Special
13 Watching You
Rogue Traders
14 Runaway
Jamiroquai
15 Rewind
Paolo Nutini
16 Munich
Editors
17 Love You Lately
Daniel Powter
18 Martyr
Depeche Mode
19 Promise
Clara
20 Oh! Gravity
Switchfoot
21 Imagine Me
Kirk Franklin
22 Daddy's Little Girl
Frankie J
23 Here
Hellogoodbye
24 360
Josh Hoge
25 You And I Are A Gang Of Losers
The Dears
26 Right Where You Are
Amp Fiddler
27 Can't Let Go
Landon Pigg
28 Pullin Me Back
Chingy Ft. Tyrese
29 Sea Of Trouble
Cord
30 Used To Be My Girl
Brian Mcknight
31 Anina Molly
Incubus
32 Too Little Too Late
Jojo
33 Window In The Skies
U2
34 Rock Steady
All Saint
35 Kill 100
X-Press 2
36 Take Control
Amerie
37 You Are Loved
Josh Groban
38 Big City Concrete Wildflowers
Term
39 Congratulations
Blue Oct Ft. Imogen Heap
40 Much Has been Said
Bamboo
41 40 Days And 40 Night
The Enemy
|
friendster
Yoon Eun HYE|
Phoebe marinez|
Briana|
tantry|
babby|
|
|
HTML Basic
HTML HOME
HTML Introduction
HTML Elements
HTML basic
HTML Formating
HTML entities
HTML links
HTML frames
HTML tables
HTML list
HTML forms
HTML images
HTML background
HTML colors
HTML values
HTML names
HTML quick
HTML Advanced
HTML layout
HTML fonts
HTML 4.0 Why
HTML styles
HTML head
HTML meta
HTML url
HTML scripts
HTML attributes
HTML events
HTML URL-encode
HTML webserver
HTML summary
Examples/Quiz
HTML examples
HTML quiz
HTML exam
References
HTML tag list
HTML attributes
HTML events
HTML colornames
HTML ASCII
HTML Entities
HTML URL-encodes
HTML messages>
Selected Reading
web statistic>
web glossary>
web hosting>
web quality>
web school forum>
web3school>
|
|