CW ITU MUDAH DAN ASYIK |
Saturday, May 05, 2007 |
Oleh : Sunarto YBØUSJ PENDAHULUAN Ada beberapa rekan amatir yang sudah lama sekali berlatih, akan tetapi tidak kunjung berani muncul di udara dengan mode CWnya. Kebanyakan, hal ini disebabkan karena mereka itu ingin mahir betulbetul dalam memainkan kunci Morsenya dan ingin mahir betul dalam menerima berbagai macam jenis informasi. Setelah itu baru mereka berani muncul. Bila begitu, kapan akan muncul ? Karena orang selalu merasa belum bisa, padahal sudah. Memang kalau tujuan kita belajar morse adalah ingin menjadi seorang marconis ulung, ya tentu memerlukan pendalaman yang cukup memadai. Agar trampil membaca segala macam, informasi dengan kalimat yang panjangpanjang pada kecepatan yang tinggi, memang diperlukan waktu belajar yang cukup lama. Akan tetapi bila keperluan kita hanya memburu nugraha, untuk mendapatkan kontak dengan DXCC countries sebanyak mungkin, kemahiran yang tinggi itu tidak diperlukan. Untuk keperluan memburu nugraha tersebut di atas, maka dapat membaca callsign dan signal report serta mampu memberikan report dengan kecepatan 8 WPM sudah cukup sebagai modal awal. Membaca nama dan QTH dapat ditunda nanti saja, membaca informasi lain boleh ditunda lebih kebelakang lagi. Yang penting adalah “mari segera mulai” dengan modal minimum yang sudah ada. Tidak perlu menunggu sampai terkumpulnya modal yang besar, modal itu dapat kita pupuk, sambil jalan. Stasiun l awan tidak akan mengetuk dengan kecepatan tinggi, bila kita mengetuk perlahan. Karena mereka juga ingin agar kita dapat membaca callsignnya dengan benar. Dengan 3 bulan latihan, seseorang akan sudah dapat mulai terjun di arena CW. Maka dari itu, rekan amatir yang sudah lanjut usia sekalipun, pintu masih terbuka lebar untuk mulai main Morse. MENDENGARKAN Langkah awal dalam mempelajari QSO dengan mode CW adalah MENDENGARKAN. Langkah ini merupakan langkah yang terpenting, yang jauh lebih penting dari belajar mengetuk. Apabila seseorang sudah dapat membaca morse dengan baik, berarti kesiapannya sudah lebih dari sembilan puluh lima persen. Apabila kita mendengarkan pengiriman beritaberita dengan Morse dilingkungan para jurnalis, untuk keperluan suratsurat kabar mereka atau media penerangan yang lain, maka bentuk kalimatnya sangat bervariasi. Untuk keperluan semacam ini, maka seseorang harus amat mahir dalam membaca kodekode morse. Karena kalimatnya panjangpanjang dan banyak variasi. Bila kita beralih memperhatikan markonis di kapalkapal, maka lalu lintas beritanya biasanya dalam kalimat yang agak pendek dan kebanyakan mempunyai formatformat standard, walaupun jenis formatnya banyak. Untuk mampu melayani lalu lintas berita dalam bidang ini memerlukan ketrampilan yang tinggi pula, akan tetapi tidak setinggi lalulintas berita surat kabar. Kebutuhan bagi seorang amatir radio, bila pada tahap awal hanyalah untuk sekedar QSO dengan rekan amatir lain untuk meraih berbagai nugraha, ketrampilan yang dibutuhkan hanyalah minim sekali, sehingga dapat dipelajari dalam waktu singkat. QSO dengan menggunakan kode Morse adalah sesuatu yang sangat mengasyikkan. Menurut pengamatan penulis, seorang amatir radio yang sudah sekali terjun dalam arena ini akan segan untuk pergi ke phone karena asyiknya. Kecuali itu keuntungan yang besar menggunakan mode CW adalah bahwa dengan power yang kecil saja kita sudah mampu “melanglang buana”. Kalimatkalimat yang lazim digunakan dalam QSO seorang amatir radio tidak banyak bervariasi, seakanakan susunan kalimatnya cenderung standard. Untuk QSO biasa, hanya berisi kata pendahuluan, signal report, nama, QTH dan penutup. Susunan kalimat yang sering dipergunakan adalah sebagai berikut, misalnya stasiun yang dihubungi adalah VK2ESJ : VK2ESJ DE YCØUSJ TNX FER UR CALL BT UR RST IS 599 599 BT MY NAME IS NAR NAR NAR BT MY QTH IS JAKARTA JAKARTA BT HW ? AR VK2ESJ DE YCØUSJ KN Perhatikan contoh tersebut di atas, katakata yang penting diketuk berulang. Setelah dia menjawab, maka bilamana tidak dikehendaki suatu QSO yang panjang dapat langsung diakhiri dengan mengetuk kalimatkalimat penutup, misalnya : VK2ESJ DE YCØUSJ DR RUDY TNX FB QSO BT QSL VIA BIRO BT HPE CUAGN AR VK2ESJ DE YCØUSJ 73 ES GL VA Bila stasiun tersebut YL, maka sebagai penutup sering mereka gunakan 73 88 Apabila diinginkan QSO lebih panjang, maka sebelum penutup dapat disisipkan satu transmisi lagi untuk memberikan working condition dan cuaca, misalnya : VK2ESJ DE YCØUSJ MY RIG IS KENWOOD TS 430, 100 WATTS BT MY ANT IS DP, 20 M BT WX IS FINE, TEMP IS 28 C BT HW ? AR VK2ESJ DE YCØUSJ KN Kalimatkalimat tersebut seakan–akan merupakan standard. Variasi individual hanyalah sedikit saja, sehingga dapat dengan mudah dihafalkan. Cara menghafalnya dapat dilakukan dengan jalan mengetuk sendiri dan merakamnya dalam sebuah kaset. Apabila rekaman diputar ulang, maka dalam 100 kali ulangan sudah hafal. Kunci mempelajari Morse dengan mudah dan efektif adalah : DIHAFALKAN SEPERTI MENGHAFAL LAGU Hilangkan dari ingatan bahwa huruf terdiri atas TITIK dan GARIS. Deretan bunyi dit dan dah didengar sebagai suatu kesatuan yang utuh, merupakan “suara huruf”. Suara dit dah dah adalah suara huruf W, suara dah dah adalah suara huruf M, suara dah dit dah dah adalah suara huruf Y dan sebagainya. Susunan kalimat pada contoh tersebut dinikmati sebagai suatu nyanyian. Tiap kata dari kalimat tersebut dianggap sebagai bagian dari suatu lagu. Seseorang dapat menghafalkan “lagu” tersebut di atas sambil mandi, ataupun dalam perjalanan waktu berangkat kerja atau pulang kerja. Bila sudah hafal, maka bila ada orang lain yang mengetuk demikian, maka segera tahu itu lagu apa. Setelah hafal satu lagu, selanjutnya kalimat diubahubah dengan berbagai macam variasi. Misalnya CUAGN menjadi CUL, GL diganti dengan GD DX, ditambah dengan kalimat DR OM GM dan sebagainya, kemudian lagu baru tadi dihafal kembali. Selanjutnya dapat ditambah dengan ucapan MERRY XMAS ES HPY NEW YEAR dan sebagainya. Dengan disertai penambahan WPM secara bertahap. Untuk melengkapi berbagai variasi yang diperlukan, dapat dilakukan dengan monitoring pada radio terhadap stasiunstasiun yang sedang QSO. Menurut pengalaman, variasi yang ada tidaklah banyak, hanya beberapa kata saja yang diubahubah. Hafalan berikutnya yang perlu dikerjakan adalah callsign berbagai macam DXCC countries. Ini dapat dilakukan dengan metode yang sama dengan di atas, ialah dengan merekam ketukan sendiri beberapa puluh callsign dari berbagai country. Selanjutnya bila seseorang telah dapat menghafal lagulagu tersebut pada kecepatan yang cukup tinggi, sekitar 1015 WPM, maka berarti sudah siap untuk terjun ke lapangan dengan langkah yang meyakinkan. Pengecheckan kesiapan kita untuk terjun ke lapangan dapat dilakukan dengan monitoring beberapa kali terhadap stasiunstasiun yang sedang mengadakan QSO. KODE Q DAN SINGKATAN Dalam QSO dengan mode CW, maka kalimatkalimat diusahakan seringkas mungkin ditambah pula dengan penggunaan singkatansingkatan dan kode Q. Kode Q ini dimaksudkan kecuali untuk menyingkat juga bermanfaat sekali bagi para operator yang kurang paham bahasa Inggris. Menurut Radio Regulation, jumlah kode Q banyak sekali, tetapi dalam praktek seharihari QSO diantara rekan amatir hanya beberapa kode Q saja yang mereka sering pergunakan, ialah : QRG Frekuensi (dalam MHz atau KHz) QRH Frekuensi bergesergeser QRL Sibuk QRM Gangguan signal lain QRN Gangguan Udara (statik) QRQ Mempercepat ketukan (misalnya QRQ 20) QRS Memperlambat ketukan (misalnya QRS 8) QRT Berhenti mengirim (memancar) QRU Sesuatu untuk saya/tidak ada sesuatu QRV Siap bekerja QRX Saya akan panggil anda lagi QRY Giliran QRZ Sedang memanggil QSB Signal fading (naikturun) QSL Konfirmasi QSO QSO Berkomunikasi (secara langsung) QSY Pindah frekuensi QTH Posisi Dalam CW QSO, kalimat disusun sependek mungkin, misalnya : “DO YOU WORK ON 40 METER” diketuk sebagai “QRV 40 M ?” Kecuali itu digunakann pula singkatan dan tanda seperti misalnya : ADS Alamat (atau dapat juga ADR) AGN Sekali lagi ANT Antena C Ya CL Menutup stasiun CLBK Callbook CUL Sampai jumpa di lain kesempatan CUAGN Sampai jumpa lagi CS Callsign (biasa digunakan CALL) DE Dari DP Dipole DR Dear EL Elemen ETA Perkiraan saat keberangkatan ETD Perkiraan saat kedatangan ES Dan FB Fine Business FER Untuk FREQ Frekuensi GB Good bye GE Good Evening GL Good luck GM Good morning GN Good night HW Bagaimana penerimaan anda (HW COPY ?) MIN Menit W West, watt NW Sekarang NR Near atau Nomor OK Setuju (itu benar) OP Operator OM Old man (panggilan untuk orang lakilaki) PSE Silahkan PWR Power R Roger RPT Ulangi RST Readability, Signal Strength dan Tone RX Receiver TEMP Temperature TNX Terimakasih (sering digunakan pula TU) TRX Transceiver (sering juga digunakan RIG) TX Transmitter UR Your VY Very WX Cuaca YL Young Lady XYL Ex Young Lady Nama country, nama state, nama kota dan sebagainya juga sering disingkat, misalnya FJL= Franz Joseph Land, NY = New York. Dibelakang suatu callsign sering juga ada tambahan huruf, misalnya . . ./M = mobile, . . /MM = maritim mobile, kemudian . . /MM3 = maritim mobile region 3, . . /P = portable dan sebagainya. Signal berikut ini diketuk merupakan satu signal tunggal : AR Akhir transmisi AS Tunggu BK Selang suatu transmisi (break) BT Tanda pisah K Silahkan memanggil (siapa saja boleh panggil) KA Perhatian KN Silahkan memanggil (hanya satu stasiun tertentu) SN Mengerti VA Akhir kerja (sebagai penutup QSO) SIGNAL MARABAHAYA Beberapa signal marabahaya dan tanda penting yang harus dihafal oleh rekan amatir, walaupun kita selalu berdoa agar kita tidak pernah mengetuknya : SOS SOS SOS DE … Signal marabahaya, dikirim oleh stasiun yang berada dalam keadaan marabahaya. DDD DDD DDD DE … Penerusan berita marabahaya, dikirim oleh stasiun yang tidak dalam marabahaya. TTT TTT TTT DE … Signal penyelamatan, diketuk sebelum suatu warning cuaca untuk keselamatan navigasi. XXX XXX XXX DE … Signal urgen MEMULAI PANGGILAN UMUM Sebelum mulai memanggil, maka langkah awal tentu saja mencari frequensi yang menguntungkan dimana kita dapat mendengarkan mereka dengan tanpa gangguan. Yang penting lagi dalam memilih frekuensi adalah kemampuan menebak frekuensi mana yang bebas dari gangguan bagi lawan bicara. Hal ini dapat dicaricari dengan pindah frekuensi bila perlu. Untuk bekerja pada mode CW dengan tenang, sebaiknya pesawat yang digunakan dilengkapi dengan CW filter. Di pasaran banyak dijual berbagai macam filter yang cocok dengan perangkat kita. Ada yang mempunyai kelebaran 500 Hertz ada yang 200 Hertz. Dengan menggunakan filter ini seseorang tidak akan banyak mendapatkan QRM. Dengan menggeser frekuensi 500 hertz ke atas ataupun ke bawah, sudah akan terbebas dari gangguan orang lain dan sebaliknya tidak pula mengganggu orang lain. Setelah frekuensi dipilih, maka sebelum mulai memanggil, dicheck terlebih dahulu apakah frekuensi itu bebas atau ada yang sedang mempergunakan dengan mengetuk beberapa kali : QRL ? Bila ternyata tidak ada jawaban, yang berarti frekuensi bebas, maka dimulailah dengan panggilan umum, dengan misalnya mengetuk : CQ DX CQ DX CQ DX DE YCØUSJ YCØUSJ YCØUSJ CQ DX + K Perlu diingat bahwa K berarti siapa saja boleh masuk, sedangkan KN artinya hanya satu stasiun tertentu saja yang boleh masuk. Kemudian setelah ada stasiun yang masuk, maka dilakukan QSO sebagaimana yang telah dihafalkan lagunya di atas tadi. Untuk pertama kalinya, kita dapat menggunakan catatan kalimatkalimat yang akan diketuk. Sehingga tidak usah terlalu banyak mengingatingat, karena mengingat akan dapat memecahkan konsentrasi. Pada tahap awal dapat dilakukan QSO yang pendekpendek saja, sehingga lawan bicara akan mengikuti dengan QSO pendek. Kecepatan ketukan disesuaikan dengan kemapuan kecepatan penangkapan operator. Disamping itu ketukan yang terlalu cepat akan mengurangi jumlah stasiun yang masuk. Ketukan di antara 1520 WPM mempunyai peluang terbesar untuk memperoleh masukan stasiun yang banyak. Khususnya dalam keadaankeadaan dimana terdapat QRM yang tinggi, maka ketukan yang terlalu cepat akan sulit dibaca. MEMBERIKAN SIGNAL REPORT Kadangkadang penulis mendengar seorang rekan amatir mengatakan “tidak dapat memberikan report karena tidak punya S meter”. Rasanya ini kurang tepat, karena signal report diberikan tidak perlu harus membaca mater. Perangkat transmitter tidak mutlak harus memiliki meter, kalau pesawat kita dilengkapi dengan meter, sebenarnya maksudnya untuk memudahkan memberikan report dan tidak mutlak harus membaca angka S meter tersebut. Pada prinsipnya signal report itu diberikan berdasarkan penangkapan pancaindera kita, signal report dinyatakan secara kualitatif. Walaupun diketuk dengan angka, akan tetapi angka itu bukan menyatakan suatu ukuran tetapi hanya mewakili suatu statement kwalitatif tertentu. Report system yang digunakan oleh amatir radio ialah RST system, dengan tiga digit angka, dimana digit pertama menyatakan “readability” digit ke dua menyatakan “signal strength” dan digit ke tiga menyatakan “tone”. Readability dinyatakan dengan bilangan bulat 15, signal strength dengan bilangan bulat 19 dan tone dengan bilangan bulat pula dari 19. Angkaangka tersebut merupakan simbul dari suatu pernyataan kwalitatif berdasarkan perasaan kita. Untuk readability yang dinilai adalah kejelasan informasi dapat juga signal itu lemah akan tetapi jelas dan mungkin pula signal besar akan tetapi sulit dibaca. Arti simbul bilangan untuk readability adalah : 1 = Sama sekali tidak terbaca 2 = Tidak terbaca (dit dan daa tidak terpisah) 3 = Terbaca walaupun sangat sulit 4 = Terbaca dengan sedikit kesulitan 5 = Terbaca dengan tanpa kesulitan Dalam Signal Strength yang dinilai adalah besarnya signal yang kita terima, arti simbul bilangan signal strength adalah : 1 = Tidak terasa adanya signal 2 = Sangat lemah 3 = Lemah 4 = Kurang kuat 5 = Hampir cukup 6 = Cukup 7 = Sedang 8 = Kuat 9 = Sangat kuat Kadangkadang penulis mendengar pula beberapa rekan yang sedang belajar QSO memberikan signal report “Skosong” (dalam phone). Ini penulis rasanya juga kurang begitu setuju. Dalam phone sering report signal strength diberikan tambahan misal +20 dB, berarti angka ini adalah hasil pembacaan Smeter, akan tetapi dalam CW QSO report semacam itu tidak digunakan. Dalam tone report, maka yang dinilai adalah kemurnian frekuensi nadanya. Suatu nada yang parau berarti ia terdiri atas berbagai macam frekuensi dengan range yang lebar, istilah Jakarta “tidak bulat”. Adapun arti angka tone adalah sebagai berikut : 1 = Parau sama sekali 2 = Sangat parau 3 = Parau 4 = Agak parau 5 = Masih banyak sekali ripple 6 = Masih ada ripple 7 = Nada hampir murni 8 = Hampir sempurna 9 = Sempurna (nadanya murni sekali) Dalam praktek, biasanya report untuk tone adalah 9, jarang yang kurang dari itu. Ya kecuali kalau sudah keterlaluan, misalnya suaranya parau, maka baru tone report kurang dari 9. Perlu diingat bahwa sebagian terbesar para award manager menganggap bahwa signal report minimum untuk keperluan nugraha adalah 339, atau berarti jumlah angka readability ditambah angka signal strength paling sedikit 6. Dalam keadaan propagasi kurang mengutungkan atau kita menghadapi QRM atau QRN yang cukup besar, maka pemberian report dengan susunan angkaangka yang mudah ditangkap akan lebih praktis. Misalnya report 339 akan lebih praktis daripada report 429, report 449 akan lebih praktis daripada report 439 atau 349 dan sebagainya. MENGELOLA FREKUENSI Apabila kondisi propagasi baik, maka signal kita akan sangat kuat dan akan banyak stasiun yang tertarik untuk QSO, sehingga mungkin sekali kita menghadapi pileup. Dalam keadaan demikian, maka yang perlu selalu diingat adalah bahwa operator harus tetap tenang. Harus tetap mampu menguasai frekuensi dengan baik. Jangan membiarkan mereka memanggil berkalikali dengan tanpa respons sehingga akan menimbulkan kejengkelan mereka dan akhirnya frekuensi menjadi “crowded” sulit untuk dikendalikan. Pada keadaan yang demikian, kita harus cepat memberikan repons terhadap panggilan mereka. Walaupun kita belum dapat membaca callsign secara lengkap salah satu dari mereka, maka menangkap sebagian dari callsign sudah cukup untuk segera respons. Selanjutnya operator melakukan QSO pendek saja, yaitu dengan tanpa memberikan kata pendahuluan, informasi lainnya maupun kalimat penutup. Yang penting adalah mengetuk CALLSIGN dia dan memberikan REPORT. Katakanlah operator hanya dapat membaca dua huruf saja dari callsignnya misalnya FH, maka segera memanggil dia dengan misalnya : FH ? FH ? DE YCØUSJ UR RST 599 KN Maka dia akan melengkapi callsignnya dan sekaligus memberikan report, misalnya : YCØUSJ DE KA5FH UR RST 599 KN Selanjutnya dijawab lagi : KA5FH DE YCØUSJ QSL 599 TU VA Begitu seterusnya ………. TIDAK SULIT ! Rekanrekan para amatir terutama DXpedition, biasanya menghadapi pile up berat, mereka sering menggunakan frekuensi split, ialah transmit pada frekuensi tertentu dan mendengarkan pada frekuensi yang lain. Biasanya dia mendengarkan tidak berhenti pada satu frekuensi saja akan tetapi bergesergeser dalam suatu range tertentu, satu atau dua kc Sehingga stasiun yang memanggilnya menyebar dalam batas frekuensi dengar tersebut. Dengan demikian dia dapat mendengarkan dengan lebih baik. Kecuali itu frekuensi transmitnya menjadi bersih, sehingga stasiun yang dipanggil dapat mendengar dengan jelas. Untuk keperluan kita seharihari, maka main split ini rasanya masih belum diperlukan. Akan tetapi untuk mendapatkan stasiunstasiun DXpedition tersebut kita harus dapat pula QSO dengan dia dengan frekuensi split. MEMPERBAIKI KESALAHAN Dalam keadaan propagasi yang kurang menguntungkan ataupun bila kita dihadapkan dengan QRM atau QRN yang cukup berat, maka lawan QSO dapat salah tangkap mengenai callsign kita. Misalnya dia memanggil YC1USJ, padahal seharusnya YCØUSJ. Maka jangan memberikan penjelasan terlalu panjang, tidak usah mengatakan, m isalnya “my call is not YC1USJ but YCØUSJ”, karena kalimat yang panjang itu mungkin tidak terbaca secara jelas, bahkan dapat menimbulkan salah pengertian. Perbaikan dapat dilakukan sambil memberikan report, misalnya : KA5FH DE YC؅؅؅YCØUSJ UR RST 559 559 DE YCØUSJ BK Yang diulangulang HANYA bagian yang salah saja, jangan mengetuk ulang bagian yang tidak salah. Sekarang apabila dia raguragu tentang callsign kita dan dia bertanya, misalnya : UR CALL YCØUSJ ? BK Kalau dia sudah betul, maka kita tidak usah bicara panjangpanjang, dengan misalnya mengatakan “YES MY CALL IS YCØUSJ” atau “QSL MY CALL IS YCØUSJ”. Sebab hal tersebut akan dapat menimbulkan salah tafsir juga. Paling efektif kalau kita jawab dengan : OK OK OK BK Yang penting disini bahwa kita janganlah mengetok callsign kita kembali. Dalam keadaan propagasai kurang baik ketukan OK lebih mudah didengar daripada QSL. LANGSUNG MASUK SAJA Hambatan yang dialami oleh hampir setiap orang untuk memasuki dan menikmati dunia radiotelegraphy ialah hambatan pada saat awal. Perasaan takut kalau berbuat salah, takut kalau nanti diolokolokkan dan sebagainya. Cara untuk mengatasi hambatan tersebut sangat tergantung dari sifat pribadi masingmasing. Akan tetapi suatu cara yang efektif ialah dengan mengadakan QSO perdana dengan stasiun yang tidak mungkin dapat mengejek kita, misalnya dengan stasiun Jepang atau stasiun manca negara yang lain. GL ES GD DX DE YBØUSJ Jakarta, 01 April 1991
http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/orari-diklat/pemula/cw/cw-itu-mudah-es-asik.pdf
Labels: CW ITU MUDAH DAN ASYIK |
teman sedang online
posted by Ary Hamzah @ 9:41 AM |
|
|